MAKNA SURAT AT-TIN
Gunung Sinai terletak di Semenanjung Sinai, lintasan antara Tanah Mesir ke Israil, Arab, dan Mesopotamia. Gunung setinggi 2,285 meter ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa (Gunung Nabi Musa), karena di tempat ini, Nabi Musa menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi
Rasul. Pada malam mi’rāj, Rasulullah saw. berhenti sebentar di tempat ini dan melaksanakan salat sebagai penghormatan beliau pada kesucian tempat tersebut.
Ayat Ketiga
Kota yang aman adalah kota Mekah . Kota ini disebut dengan kota yang aman karena siapa pun yang memasukinya terjaga keamanan dan keselamatannya. Kota Mekah juga disebut sebagai Ummul Qurā’ dan Tanah yang Aman. Kota ini banyak menyimpan sejarah sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. Gunung Sinai, tempat Nabi Musa a.s. pertama kali menerima wahyu
Ayat Keempat
Allah Swt. menjadikan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Proses kejadian manusia tidak sama dengan kejadian makhluk-makhluk lain. Manusia memiliki akal, jasmani, rohani, dan nafsu. Anggota tubuh manusia serasi dan seimbang sehingga tampak indah, cantik, dan memudahkan untuk melakukan kegiatan. Sedangkan hewan hanya memiliki jasmani dan nafsu saja. Manusia harus mampu menjaga keseimbangan yang dimilikinya agar supaya menjadi mulia. Apabila manusia mengutamakan nafsunya, maka ia turun derajatnya seperti hewan. Selain rohani, manusia dibekali dengan akal pikiran agar supaya dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
Ayat Kelima
Allah Swt. mengingatkan manusia, sekali pun mereka sempurna, tetapi dapat turun
derajatnya menjadi hina karena pengetahuan, sikap, dan perilakunya apabila telah keluar
dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. melalui rasul-Nya.
Orang-orang yang tidak pernah hina adalah mereka yang beriman dan melaksanakan amal Sālih. Orang yang demikian itu akan selamat dari kehinaan dunia dan akhirat.
Ayat Ketujuh
Ayat Kedelapan
Allah Swt. adalah Yang Maha Mengetahui, sebagus-bagus pencipta dan pengatur segala urusan. Allah Swt. yang memberi keputusan atas segala persoalan. Tiada perbuatan walau sekecil atom pun yang dapat terlepas dari pengadilan-Nya. Pengadilan Allah Swt. adalah sebaik-baik pembuat keputusan. Allah Swt. Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Ia senantiasa mengingatkan agar manusia tidak lupa diri. Jika ternyata manusia masih melakukan dosa, maka karena keadilan-Nya, manusia akan menanggung akibat dan pembalasan atas dosanya itu. Allah Swt. juga telah menyiapkan kenikmatan bagi orang yang menjalankan syari’atnya.
Ayat Pertama
Tin adalah buah yang enak dan lembut serta
cepat dicerna. Ia menjadi obat yang banyak manfaatnya, memperhalus fsik, mengencerkan dahak, membersihkan ginjal, menghancurkan batu pada saluran air seni, menggemukkan badan dan dapat melonggarkan rongga hati dan limpa. Zaitun adalah buah yang memiliki
keistimewaan karena kandungan minyaknya yang berlimpah sehingga dapat dipergunakan di daerah yang kurang memiliki minyak.
Ayat Kedua
Gunung Sinai terletak di Semenanjung Sinai, lintasan antara Tanah Mesir ke Israil, Arab, dan Mesopotamia. Gunung setinggi 2,285 meter ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa (Gunung Nabi Musa), karena di tempat ini, Nabi Musa menerima wahyu pertama dan diangkat menjadi
Rasul. Pada malam mi’rāj, Rasulullah saw. berhenti sebentar di tempat ini dan melaksanakan salat sebagai penghormatan beliau pada kesucian tempat tersebut.
Ayat Ketiga
Kota yang aman adalah kota Mekah . Kota ini disebut dengan kota yang aman karena siapa pun yang memasukinya terjaga keamanan dan keselamatannya. Kota Mekah juga disebut sebagai Ummul Qurā’ dan Tanah yang Aman. Kota ini banyak menyimpan sejarah sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. Gunung Sinai, tempat Nabi Musa a.s. pertama kali menerima wahyu
Ayat Keempat
Allah Swt. menjadikan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Proses kejadian manusia tidak sama dengan kejadian makhluk-makhluk lain. Manusia memiliki akal, jasmani, rohani, dan nafsu. Anggota tubuh manusia serasi dan seimbang sehingga tampak indah, cantik, dan memudahkan untuk melakukan kegiatan. Sedangkan hewan hanya memiliki jasmani dan nafsu saja. Manusia harus mampu menjaga keseimbangan yang dimilikinya agar supaya menjadi mulia. Apabila manusia mengutamakan nafsunya, maka ia turun derajatnya seperti hewan. Selain rohani, manusia dibekali dengan akal pikiran agar supaya dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
Ayat Kelima
Allah Swt. mengingatkan manusia, sekali pun mereka sempurna, tetapi dapat turun
derajatnya menjadi hina karena pengetahuan, sikap, dan perilakunya apabila telah keluar
dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. melalui rasul-Nya.
Contoh Kelebihan Manusia dari Makhluk lain
Sikap dan Perilaku
|
Penjelasan
|
Bertutur kata
|
Bertutur kata lembut
dan santun kepada orang tua,
guru, teman, tetangga. |
Berpakaian
|
Menutupi aurat, dan
memilih model dan warna yang se
rasi dan disenangi. |
Makan dan minum
|
Mengonsumsi makanan
dan minuman halal dan bergizi
sesuai dengan selera. |
Bergaul sesama teman
|
Berkumpul dan
bersilaturahim sesama teman dengan
baik dan tidak menyakiti. |
Menggunakan anggota
tubuh |
Menggunakan anggota
tubuh sesuai fungsinya terha
dap hal-hal yang dibolehkan agama. |
Ayat Keenam
Orang-orang yang tidak pernah hina adalah mereka yang beriman dan melaksanakan amal Sālih. Orang yang demikian itu akan selamat dari kehinaan dunia dan akhirat.
Ayat Ketujuh
Pada hari kiamat nanti
ada hari pembalasan terhadap perbuatan manusia yang baik dan buruk. Manusia seharusnya tidak meragukan adanya hari pembalasan, karena
Allah Swt. sudah menunjukkan bukti-buktinya. Allah Swt. memberikan akal kepada
manusia untuk berpikir tentang ciptaan-Nya, dan hati untuk merasakan iman. Pertanyaan
Allah Swt. itu untuk mengingatkan adanya hari kiamat agar manusia tidak lupa dan
lalai
sehingga terjerumus dalam dosa dan kehinaan.
sehingga terjerumus dalam dosa dan kehinaan.
Ayat Kedelapan
Allah Swt. adalah Yang Maha Mengetahui, sebagus-bagus pencipta dan pengatur segala urusan. Allah Swt. yang memberi keputusan atas segala persoalan. Tiada perbuatan walau sekecil atom pun yang dapat terlepas dari pengadilan-Nya. Pengadilan Allah Swt. adalah sebaik-baik pembuat keputusan. Allah Swt. Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Ia senantiasa mengingatkan agar manusia tidak lupa diri. Jika ternyata manusia masih melakukan dosa, maka karena keadilan-Nya, manusia akan menanggung akibat dan pembalasan atas dosanya itu. Allah Swt. juga telah menyiapkan kenikmatan bagi orang yang menjalankan syari’atnya.
Post A Comment:
0 comments: